dongeng karya lintang dea amanda

Diposting oleh welcome to my world Rabu, 28 September 2011

KOTA IMPIAN
ditengah malam menjelang pagi . aku pun terbangun. aku bergegas menyiapkan diri untuk kembali membanting tulang demo memenuhi kebutuhan hidupku. sebelum berangkat aku terlebih dulu mengisi perut ku dengan lauk sisa kemarin.
setelah perut terisi , barulah aku  menuju sebuah pasar yang cukupdekat dengan rumah ku. aku bekerja sebagai jasa anagkut barang, setiap hari aku selalu melakukan pekerjaan ini. biasa nya aku diberi upah Rp. 3000,- tiap peti namun itu tak sebanding karna aku harus mengangkat peti kurang lebih 10 kg per peti.sungguh tragis hidup ku ini.
perkerjaanku mengangkat peti pun usai ketika matahari baru menampakkan sebercak cahaya nya, aku pun kebali kerumah untuk mengambil botol air minum dan peralatan dinas ku. kantorku disepanjang jalan metro politan, peralatan kerajaku iyalah sebuah sapu lidi beserta serok sampah dan mobil dinas yang aku bwaadalah gerobak kuning ber plat meranh yang sengaja aku pasang. tugas ku sangat mulia yaitu menciptakan lingkungan bersih tanpa sampah. tapi lagi" upah nya tak sebanding dengan mulia nya tugas ku itu.
matahati pun mulai tak menampak kan cahaya nya lagi tiba saat nya lah aku pulang kerumah untuk beristirahat dirumahkku yang bertembok kardus ,beralas tikar dan beratap terpal yang berada di kolong jembatan.
rasa sesal selau menghampiri ku,qku tak habis fikir kenapa aku menjadi seperti ini dulu dikampung aku berniat merantau dijakarta ini ingin menjadi orang sukses , karna rauyan temanku lah aku merantau ke kota batavia alias jakarta. namun alhasil yang kudapat hanyalah hidup seperti ini sama seperti teman ku itu.
rumah teman ke tak jauh dengan rumahku, dan kadang aku berkat "toni..toni coba dulu kamu gak ngajak aku merantau pasti aku uda hidup makmur dikampung" toni pun hanya tersenyum sembari merasa bersalah.
memang bagi orang awm atau orang kampung seperti aku ini .membayang kan hidup dijakarta bagaikan tinggal dinegri impian dengan rumah mewah mobil megah dan setiap langkah kakiku diperhatikan oleh tiap orang .namun, kenyataan nya berbanding terbalik dengan apa yang selama ini aku bayangkan. oleh karena itu, aku menyebut kota ini sebagai kota impian dan selamanya akan menjadi impian.

0 komentar

Posting Komentar